Thursday 14 February 2013

Perempuan dan Pertumbuhan Ekonomi

Christine Lagarde Executive Director IMF 

Beny Trias Oktora

Economist Wanna Be

Topik perempuan dan pertumbuhan ekonomi adalah topik tulisan yang mempunyai daya tarik yang cukup besar. Kenapa? Dengan jargon usang yang mendiskreditkan perempuan jelas potensi perempuan untuk pertumbuhan ekonomi akan mematahkan argumentasi usang termakan waktu dan modernitas. Ini sejalan dengan adanya upaya besar yang ditunjukan oleh dunia untuk menarik perempuan ke dalam pusara besar semua sisi kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Berbagi peran untuk dunia yang lebih baik membutuhkan semua gender. 

Dengan jumlah yang hampir seimbang dengan komposisi perempuan dan pria dalam komposisi penduduk Indonesia yang angkatan kerjanya masih didominasi oleh pria tentu akan terlihat jelas bagaimana potensi perempuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Potensi ini tidak bisa lagi dikaburkan dengan kebijakan-kebijakan diskriminatif dalam bentuk apapun. Jauh lebih penting adalah negara tidak boleh kembali kalah oleh agenda-agenda sempit diskriminatif dari lembaga-lembaga yang mengatasnamakan agama serta pandangan sempit.

Daya dobraknya akan lebih besar lagi jika partisipasi perempuan diimbangi dengan kenaikan kemampuan pendidikan dan kemampuan perempuan yang setara dengan pria. Sehingga ceruk yang bisa diisi akan penuh oleh dua kekuatan tenaga kerja dari perempuan dan pria. Model yang bisa dikembangkan adalah dengan memecah faktor pertumbuhan ekonomi per sub tenaga kerja dan bagaimana kontribusinya kepada pertumbuhan ekonomi. 

Demikian bagaimana mengilustrasikan potensi perempuan dalam pertumbuhan ekonomi. Semoga bermanfaat. 
    

Catatan Ringan: Pak Satpam, Yes Man dan 12-12-12


oleh Beny Trias Oktora
an Economist Wanna Be...

Pagi itu tanggal 12 Desember 2012 pukul 4.30 WIB kami sudah terbangun untuk memulai aktivitas hari itu di mulai dengan sholat subuh. Di musim hujan yang sudah mulai menampakan batang hidungnya membawa banyak gegremetan yang mengganggu anak balita termasuk anak balita kami. Belum sembuh benar batuk akibat banyak meminum air es di tempat Akung dan Uti mereka anak bungsu kami harus terserang diare. Selepas solat subuh, saya pun menuju apotek yang buka 24 jam untuk membeli obat diare penawar gegremetan yang merusak sistem digestik perut balita. 

Menuju apotek di pintu gerbang perumahan kami di bilangan Bintara terlihat Pak Satpam yang sedang duduk istirahat selepas piket malam. Saya menyapa dengan anggukan kepala begitu juga Pak Satpam mengangguk. Obat pencegah flu dan pilek telah didapat dari Apotek di depan perumahan kami, saya pun bergegas untuk mandi sarapan pagi dan berangkat ke kantor dengan sepeda motor. Pagi yang masih terasan dingin pukul 06.00 WIB saya berangkat ke kantor dan cukup mengejutkan Pak Satpam yang sudah selesai piket malam di depan gerbang perumahan melewati rumah kami dia pun menyapa kembali kali ini dengan suara "Pak" saya pun menjawabnya dengan sapaan "Pak". Sepeda motor saya keluarkan dan kembali berpapasan dengan Pak Satpam yang sejak pagi buta saya bersua dengannya. Papasan kali ini berbeda tanpa basa basi Pak Satpam langsung memberhentikan saya dan berkata "Bapak lewat mana" saya jawab "Lewat jalan yang arah ke Pondok Kelapa". Untuk menegaskan kembali bahwa arah sepeda motor saya sama dengan arah tujuan Pak Satpam, dia menimpali "Bapak lewat Kantor Pos?". Saya berpikir kembali sambil bergumam dalam hati "Kantor Pos?". Sebelum saya menjawab Pak Satpam langsung menimpali "Baso Ojolali". Nah jika soal Baso Ojolali saya mesti paham langsung saya jawab "Iya lewat sana Pak". Pak Satpam langsung bertanya "Apakah saya boleh menumpang Pak?". Dengan cepat dan teringat film yang di bintangi Jim Carey berjudul "Yes Man" saya langsung jawab "Boleh Pak".

Saya bersyukur di saat tanggal yang menarik itu yaitu 12-12-2012 bisa membantu Pak Satpam dengan spontanitas ala Yes Man yang dalam film diberkahi banyak kebaikan setelah tidak berkata "NO" atas setiap ajakan kepadanya.